Senin, 15 Juli 2013

Trik Mengecilkan File Video Tanpa Mengurangi Kualitas

  

Bagi yang hobi download film, pasti tahu kalau pada umumnya film-film yg diedarkan di internet memiliki ukuran file di kisaran 700 MB. Meskipun ukuran itu sudah termasuk kecil untuk hasil ripping dari DVD, tapi terkadang masih banyak saja yang mencari versi dengan ukuran file lebih kecil lagi agar lebih cepat di-download. Salah satu website yang banyak menyediakan film-film dengan ukuran kecil adalah www.300mbfilms.com. Di sini saya akan menjelaskan bagaimana cara mengecilkan file video tanpa mengurangi kualitas video tersebut.

Pertama-tama download lah tools berikut ini:

1. MeGUI         download disini
2. AviSynth      download disini
3. Nero AAC   download disini


Langkah-langkahnya:

1.   Install MeGUI seperti biasa, dan update-lah jika diminta. Di jendela yang muncul klik update. Restart jika diperlukan.
2.   Selanjutnya, Install AviSynth seperti biasa.
3.   Sekarang, ekstrak NeroACC ke sembarang folder. Di dalam folder bernama win32, copy file yang bernama neroAacEnc.exe ke folder instalasi MeGUI yang ada di C:\Program Files\MeGUI.
4.   Jalankan MeGUI lalu tekan Ctrl + R untuk memunculkan AVS Script Creator.
5.   Pilih video yang akan dikompres. Saya menggunakan video dengan format AVI berukuran 699 MB.
6.   Pastikan pula opsi Resize tidak dicentang, lalu klik Save.
7.   Kembali ke jendela utama MeGUI, pastikan di bagian AviSynth Script sudah menunjuk ke script yang baru kita buat, begitu juga dengan output-nya.
8.   Di bagian Encorder setting, pilih x264, dan File format pilih MKV.
9.   Di bagian Audio Input, pilih video aslinya sebagai audio input.
10. Di bagian Encorder settings, pilih Nero AAC, dan di Extension pilih MP4-AAC. Lanjutkan dengan mengklik AutoEncode.
11. Di jendela yang muncul, pilih container sebagai MKV. Di bagian Size and Bitrate, pilih file size yang diinginkan, tapi usahakan pada file size yang anda pilih, opsi average bitrate yang ada di bawahnya selalu lebih besar dari 450 kbit/s untuk tetap menjaga kualitasnya. Sebagai contoh saat saya memilih 1/2 CD, maka bitrate-nya menunjukkan 547 kbit/s. Tapi begitu memilih 1/4 CD, maka bitrate-nya turun menjadi 271 kbit/s. Klik Queue untuk melanjutkan.
12. Kembali ke jendela utama MeGUI, pilih tab Queue, dan klik Start untuk memulai kompresi.
13. Prosesnya akan berjalan. Dalam percobaan yang saya lakukan, semuanya diselesaikan dalam waktu 35 menit, dan ukuran video hasil kompresinya telah berubah menjadi 347 MB dari aslinya 699 MB. Kualitasnya pun bisa dibilang sebanding.

Jumat, 12 Juli 2013

Program Animasi

Berikut ini daftar program animasi komputer:

2D Animation Software
Software: Adobe AfterEffects
Publisher: Adobe
License: Free Trial
Comments: Motion graphics and visual effects for film and media.
Software: Animator-9 3.6
Publisher: Key Technology
License: Free
Comments: Make animated GIFs from your digital camera.
Software: Animator-DV (Read a Review from Animation@About.com!)
Publisher: AnimatorHD
License: Free Trial
Comments: Stop-motion animation on your computer.
Software: Anime Studio Pro 5 (Read a Review from Animation@About.com!)
Publisher: MySmithMicro
License: Free Trial
Comments: Studio-style animation program.
Software: AniS 1.0
Publisher: Tom Whittaker
License: Free
Comments: Simple image manipulation for the web.
Software: Beneton Movie GIF (Read a Review from Animation@About.com!)
Publisher: Beneton Software
License: Free
Comments: Basic GIF animation software.
Software: Cylekx 2.9 (Read a Review from Animation@About.com!)
Publisher: Cylekx
License: Free
Comments: Graphics and animation program.
Software: DigiCel Flipbook 6 (Read a Review from Animation@About.com!)
Publisher: DigiCel, Inc.
License: Free Trial
Comments: Industry standard studio animation program.
Software: Flash Effect Site Builder (Read a Review from Animation@About.com!)
Publisher: Go2Share.net (Warning: website not safe for work)
License: Free Trial
Comments: More of a website builder, but still uses Flash animation.
Software: Flash Media Show (Read a Review from Animation@About.com!)
Publisher: SourceTec Software
License: Free (Standard Edition)
Comments: Flash slideshow builder and exporter.
Software: FotoMorph (Read a Review from Animation@About.com!)
Publisher: Digital Photo Software
License: Free
Comments: Image morphing and animation software.
Software: GifSplitter 2 (Read a Review from Animation@About.com!)
Publisher: XoYo Software
License: Free
Comments: Simple GIF animation and splitting program.
Software: Jumpwel
Publisher: Phildes
License: Free
Comments: Basic object manipulator for use in HTML; uses Java applets.
Software: KoolMoves 7.0 (Read a Review from Animation@About.com!)
Publisher: KoolMoves
License: Free Trial
Comments: Alternative Flash animation program.
Software: Adobe Flash
Publisher: Adobe
License: Free Trial
Comments: The leading name in 2D vector animation.
Software: Macromedia Director
Publisher: Macromedia
License: Free Trial
Comments: Create interactive ShockWave content.
Software: Sqirlz Lite 1.1d
Publisher: xiberpix
License: Free
Comments: Animated image distorter that exports in AVI format.
Software: Sqirlz Morph 2.1 (Read a Review from Animation@About.com!)
Publisher: xiberpix
License: Free
Comments: Animated image morpher and blender. Capable of outputting in Flash format.

Software: The TAB Manga (Read a Review from Animation@About.com!)
Publisher: The TAB
License: Free Trial
Comments: Children’s animation program.
Software: Toon Boom Animate (Read a Review from Animation@About.com!)
Publisher: Toon Boom
License: Free Trial
Comments: Industry-leading professional studio animation program.
Software: Ulead GIF Animator 5 (Read a Review from Animation@About.com!)
Publisher: Corel
License: Free Trial
Comments: Full-featured GIF animation software.
3D Animation Software
Software: 3D Studio Max 7.0
Publisher: Discreet
License: Free Trial
Comments: Version 7.0 of the award-winning 3D modeling and animation software package. Also comes with trials of Character Studio and Mental Ray.
Software: Cyberdelia (Read a Review from Animation@About.com!)
Publisher: Askoh.com
License: Free
Comments: 3D Animation with support for exporting into Macromedia Shockwave.

Software: FreeCAD 8.0
Publisher: Askoh.com
License: Free
Comments: Bit of a beginner’s 3D CAD and simulation program.
Software: Gmax
Publisher: Discreet
License: Free
Comments: Oh, man. It’s every gamer’s dream: a free 3D program that lets you make your own modifications, customizations, and models for Gmax-ready video games. Based on 3D Studio Max.
Software: Maya 6.5
Publisher: Alias WaveFront
License: Free Trial
Comments: The latest version of an industry leader in 3D modeling and animation.
Software: Serif 3D Plus
Publisher: Serif
License: Free
Comments: Allows animated shapes and landscapes.
Software: Special Effects 3.2
Publisher: Mathematically Beautiful ScreenSavers
License: Free
Comments: Very limited range of pre-set animations controlled by user preferences.
Software: Touch Art Sampler 017
Publisher: Derivative
License: Free
Comments: More of a VJ/synthesizer studio than anything else, but still lets you play with animations. Looks rather fun.
Software: TrueSpace 3.2
Publisher: Caligari
License: Free
Comments: Full 3D rendering and output. Seems completely free, though you have to register to get an unlock code on the website. Cross-compatible with many programs.

Tips Mengambil Gambar (Video/Film)

1. Gambar goyang

Gambar yang goyang umumnya tidak dikehendaki dan bisa memusingkan pemirsa. Gambar semacam ini dihasilkan dari shooting video dengan pegangan tangan pada kamera (grip) yang salah dan belum bagusnya pengaturan nafas.
Solusi
1 : gunakan triphod yang kokoh saat shooting video. Pelajari cara penyetelan triphod – termasuk rodanya jika perlu – agar Anda tetap bisa bergerak dinamis mengikuti keperluan pengambilan gambar;
2 : jika Anda memegang kamera dengan tangan maka ikuti tips berikut ini :
a) sandarkan tubuh pada sesuatu yang kokoh, rapatkan pegangan kamera ke tubuh lalu atur nafas dengan baik;
b) lebih baik lagi jika menyandarkan kamera pada sesuatu yang kokoh misalnya meja;

2. Terlalu banyak zoom

Gambar zoom tidak baik karena detil obyek sulit tertangkap, fokus menjadi sulit disesuaikan (entah manual atau auto fokus) dan gambar menjadi mudah goyang. Padahal sebailknya, gambar close-up yang diambil dari dekat akan memiliki daya tarik yang kuat pada shooting video yang dihasilkan. Kebanyakan kameramen amatir menggunakan fasilitas zoom karena alasan berikut : a) senang memainkan fitur unik ini; b) ketinggalan obyek, yaitu obyek shooting yang dianggap penting berada jauh dari posisi kameramen c) malu atau malas mendekati obyek, misalnya ada wanita cantik peserta acara yang bagus untuk di-shooting namun kameramen merasa malu untuk mengambil shooting dari dekat untuk mengambil gambar close-up; d) berdalih mengambil “candid camera”. Solusi 1) : pikirkan matang-matang obyek yang hendak di-shooting (sekali lagi, idealnya telah dirumuskan dalam suatu skenario); 2) dalam peliputan suatu acara, mintalah lebih dulu jadwal acara lantas dipelajari, sambil terus berkonsultasi dengan panitia acara; 3) harus melatih kepercayaan diri untuk biasa tampil hilir mudik di muka umum, demi mendapatkan angle yang baik; 4) untuk kebanyakan kasus, dapat dipikirkan alternatif yang lebih baik daripada mendapatkan gambar “candid camera” yang buruk karena diambil dengan zoom.

3. Terlalu banyak pan

Pan ialah pergerakan kamera horisontal ke kiri atau ke kanan yang dilakukan seorang kameramen ketika hendak mengambil gambar keadaan sekeliling. Berbeda dengan pan lembut yang dapat menambah dinamis gambar, pan yang cepat akan memusingkan pemirsa, pula gambar yang dihasilkan kurang tajam (karena kamera bingung dengan penyesuaian fokus). Kebanyakan kameramen amatir sering menggunakan pan yang berlebihan karena : a) “ingin menyampaikan selengkap mungkin informasi” melalui gambarnya, tanpa didahului perencanaan pengambilan gambar; b) ia justru bingung, gambar apa yang hendak diambil dengan kamera videonya. Solusi 1) biasakan menulis rencana shooting sambil memaknai apa yang hendak disampaikan dengan obyek/kegiatan yang akan di-shooting tersebut; 2) sesuai dengan rencana shooting, persiapkan diri dengan baik untuk bertugas di tempat shooting, jika mungkin pelajari lebih dulu angle-angle yang baik dan mungkin untuk di-ambil.

4. Gambar tidak fokus (blur)

Kameramen amatir diasumsikan menggunakan kamera dengan setting auto fokus, namun seringkali ada saat-saat hasil shooting video gagal untuk fokus. Ini sering disebabkan pergerakan kamera (pan) yang terlalu cepat , padahal fitur auto fokus kamera kadang membutuhkan waktu sepersekian detik untuk mengenali fokus obyek. Sebab lainnya yaitu jarak pengambilan gambar yang jauh (long shot) sehingga banyak obyek yang ada di frame yang berada pada jarak yang berbeda-beda sehingga kamera kesulitan menentukan fokus. Solusi 1) kurangi pan; 2) biasakan untuk mendekati obyek sebelum mengambil gambarnya, sehingga bisa mendapatkan gambar close-up atau setidaknya medium-shot, yang dapat menghasilkan detil obyek yang lebih baik.

5. Salah pencahayaan

Kemampuan seorang kameramen menggunakan cahaya – baik alam maupun buatan – akan merupakan penentu keunggulannya. Kameramen amatir (dengan asumsi menggunakan kamera video auto) biasanya sering salah pada :
a) backlight, yaitu pengambilan gambar pada angle yang melawan sumber cahaya
b) kontras terlalu tinggi, misalnya di ruang terbuka mengambil gambar orang yang berkulit gelap dengan background langit putih.
Solusi
1) jika backlight tak terhindarkan (tak ada pilihan angle yang lain) maka jangan lupa untuk meng-aktifkan fitur backlight pada kamera video
2) pengambilan angle yang dekat (medium-shoot, close-up bahkan extreme close-up) dapat mengurangi kontras warna yang tertangkan oleh lensa kamera video.

6. Framing

Kebanyakan kameramen amatir selalu menempatkan obyeknya di tengah frame kamera. Padahal idealnya, framing ini mengikuti “Kaidah Sepertiga” (Rules of Third) sebagaimana yang juga dikenal dalam dunia fotografi. Kaidah ini menyebutkan bahwa jika layar kamera dibagi tiga (baik secara vertikal maupun horisontal), maka obyek harus berada di garis-garis pertemuannya (jadi bukan di tengah, tapi menyamping). Jika demikian maka ada ruang obyek dan ruang kosong. Ruang kosong ini bisa diisi dengan background penunjang yang menarik. Untuk framing adegan wawancara atau pun monolog dimana pada layar tampil seorang yang berbicara di depan kamera serong ke samping, maka arah serong-nya ialah menghadap ke bidang kosong tersebut.

7. Sudut pengambilan gambar (angle)

Kebanyakan kameramen amatir juga sering mengambil gambar terlalu jauh, yaitu Medium Shot (MS) atau bahkan Long Shot (LS), padahal pada angle kamera ini detil obyek tidak tertangkap jelas. Pada sejumlah produk home video seperti wedding video, video liputan acara, video ulangtahun, dan lain-lain, potensi daya tarik terbesar ialah emosi/ekspresi manusia yang terpancar dari wajah-wajah para pelaku peristiwa. Karena itu disarankan untuk banyak melakukan eksperimen soal angle kamera, terutama memberanikan diri untuk mengambil angle Close Up (CU) dan Extreme Close Up (ECU

Tips & Trik Shooting acara Pernikahan

Anda tidak mungkin untuk mendapatkan keseluruhan gambar dari setiap pesta pernikahan, tapi jika anda mendapatkan moment –moment yang baik, maka anda siap untuk mengedit pesta pernikahan penuh kenangan tersebut.

Satu hal lagi yang penting: saya menggambarkan banyak special shot, misalnya rack focus, crane shot, dan camera moves. Semua itu akan berhasil, jika anda benar-benar siap dan ahli, juga posisi anda steady, frame sudah sesuai, expose sesuai, dan jarak juga sudah tepat. Dengan kata lain. Yakinlah, bahwa anda sudah menguasai basicnya sebelum mengambil moment yang keren! Ok, mari kita mulai…

Sebelum pesta dimulai :

Ruang rias Pengantin saat anda ditempat, anda dapat mengikuti langkah berikut:
Shot buket bunga dan dekorasi utama kamar tersebut. Saya suka melakukan shot perlahan, camera bergerak pelan dengan rangkaian bunga sebagai focus. Dan saya juga suka melakukan slow zoom out, atau shot yang menggambarkan suasana ruang.

Persiapan pengantin pria, anda bisa mengambil beberapa moment yang unik seperti, saat pendamping pengantin pria mengecek jamnya, atau saat sedang menyiapkan pakaian pengantin dan accessoriesnya. Atau beberapa moment lain yang unik dan tidak terduga.

Detail shots (kadang bahkan harus diambil secara macro). (contohnya: saat akad nikah, pada meja terdapat buku nikah, kotak cincin, dan mas kawin. Anda mungkin bisa mengambil gambar benda-benda tersebut dengan cara camera moving secara pelan dan mengambil beberapa gambar close up pada setiap bendanya. Jika mungkin anda dapat menatanya di meja kemudian anda ambil dari berbagai angle dengan cara zoom in dan zoom out pada alur yang lambat.

Ide tambahan untuk detail shot : selop pengantin, baju pengantin yang tergantung, perhiasan dan accessories pengantin, tempat cincin, pengiring pengantin dan penerima tamu.

Exterior Mesjid atau Gereja: Yang menarik adalah memulai pengambilan dari bagian atas Masjid atau Gereja, kemudian keseluruhan tampak bangunan, coba untuk menangkap seni arsitektur bangunan tersebut dari berbagai angle, jangan berdiri mematung dan mengambil satu dinding saja.

Jika disekitar bangunan ada pohon besar yang unik atau kumpulan bunga yang cantik, maka anda dapat menggunakan secara depth of field shot, focus pada satu titik yang menarik, kemudian perlahan berpindah ke arah bangunan Masjid atau Gereja.

Pengantin meninggalkan Masjid atau Gereja. Jika pengantin sudah masuk ke dalam mobil, coba untuk mengambil gambar saat mobil tiba di rumah dan saat meninggalkan masjid dan gereja.

Saat di Pesta ;

Pengambilan gambar secara kontinyu, mulai dari saat pengantin perempuan berjalan masuk hingga kemudian berdampingan dengan pengantin pria. Idealnya, gunakan 2 camera.

Tempatkan salah satu di posisi menghadap ke arah pengantin. Untuk camera lainnya langsung anda pegang sendiri, posisikan diri anda di sebelah depan pengantin perempuan, saat proses shot dimulai, biarkan pengantin berjalan melewati anda.

Kemudian setelah pengantin perempuan sampai di tempat acara, pindahkan tripod hingga berada dalam angle yang baik untuk mengambil gambar saat pengantin mengucapkan janji. Perpindahan posisi camera ini sebaiknya dikoordinasikan dengan panitia lainnya, kalau perlu dapat dilakukan latihan terlebih dahulu agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Tip lain dari ahli: Jangan membuat pan shot, atau paling tidak bukan full pan. Anda tidak perlu men-shot punggung orang saat berjalan melewati anda. Pan saja sedikit saat mereka berjalan masuk agar bisa tertangkap dalam frame disaat mereka memunggungi anda.


Sentuhan istimewa di dalam ceremony, seperti penyanyi solo, orang yang mengaji solo, rangkaian bunga, dekorasi ruang, lighting dll.


Reaction shots dari keluarga besar pengantin, khususnya saat pengantin mengucapkan janji.


Coba depth of field shot – Contohnya, memfocus soloist dengan pengantin sebagai background out of focus-nya, kemudian secara perlahan berganti mengubah focus ke arah pengantin.

cobalah berlatih, khususnya untuk tampilan dengan servo-focus lens, fungsi tersebut biasa anda dapatkan pada camcorder seperti Sony VX-2000 dan Canon XL1s. yang lebih mudah digunakan untuk mem-focus ring yang terhubung dengan lens, pada camera seperti JVC DV-500 atau Sony DSR-300.

(saat latihan, saya meminta pengantin untuk berhenti sejenak saat berjalan keluar kemudian saling mencium ringan sambil membelakangi camera, ini akan memberikan sentuhan yang manis,)

Setelah Ceremony:

Jika mungkin, lakukan lagi shot saat memasang cincin. Dapatkan angle close up yang baik saat cincin dimasukkan ke jari, sama baiknya saat men-shot ekspresi wajah pengantin pria melihat mata pengantin perempuan. (untuk melakukan hal tersebut, biasanya saya men-shoot malalui kerudung pengantin perempuan, melewati pundaknya kemudian perlahan ke arah kanan, sehingga mengahasilkan sebuah shoot yang menyentuh, tentunya tergantung jenis kerudung yang di pakai pengantin perempuan,.)

Anda bisa mengambil moment tersebut dalam beberapa angle dan bila mungkin memakai beberapa camera.
Ambil video saat photographer sedang melakukan kegiatan foto. ( beberapa photographer tidak menyukainya, sebaiknya bicarakan dulu) .

Bila kebanyakan hasil shot anda selama ceremony diambil dari tripod, dan tripod dalam posisi yang baik maka akan selalu terlihat lebih professional dibandingkan dengan camera yang dipegang. Anda harus selalu menyiapkan handheld footage sebelum dan sesudah ceremony, dan pada saat resepsi. Anda akan mendapatkan hal yang lebih menarik jika anda mempelajari gerakan handheld camera secara halus, sama halnya dengan hasil dari handheld steady non-moving shot.

Saya merecomendasi untuk menggunakan monopod. Dengan camera kecil seperti PD-150, sebuah monopod dapat menghasilkan steadycam untuk tracking shot. Pasang dengan longgar monopod, dibagian bawah camera. Sebagai contoh dari shot dengan moving camera,saat pengantin hendak masuk mobil; Start slow, jalan dari belakang ke depan, pan up dan melewati kerudung, turun kebawah di sebelah supir lalu buka pintu dan lihat saat pengantin masuk ke dalam mobil dari pintu sebelahnya.

Wedding party meninggalkan masjid atau gereja.
Mobil pengantin meninggalkan masjid atau gereja.
Mobil pengantin sudah di jalan (agak sulit dan kadang waktunya sempit)

Di tempat Resepsi:

Shot Exterior pada tempat resepsi, jika semua terlihat photogenic. Shot flowers, fountains, statues, dll dengan cara terpotong-potong.

Buku tamu. (saya suka men-shot closeup pada buku tamu, tangan orang yang menandatangi, lalu meuju ke tamu yang dikenal baik keluarga pengantin)

Mobil pengantin tiba di tempat resepsi, dan wedding party hampir dimulai. Hal yang penting adalah. Saat anda men-set perlengkapan di tempat resepsi, anda dan assistan anda harus selalu memperhatikan kedatangan para tamu dan pengantin!

Pengantin dan keluarga memasuki ruang resepsi, hingga duduk di pelaminan (anda bisa menggunakan handheld camera atau tripod)

Kata sambutan. lebih baik men- shot dengan dua camera, satu focus pada pembicara, yang lain men-shot reaksi dari pengantin.

Pemotongan Kue Pengantin. (kalau ada)
Saat toss bersama.
Saat tamu bersalaman dengan pengantin
Session foto bersama pengantin
Interviews dengan tamu atau orang yang dekat dengan kedua pengantin.
Waktu tamu mulai pulang.

First dance. Adalah moment yang penting untuk di shot, ada beberapa tips seperti : gunakan monopod, ikuti moment saat awal first dance, lalu kedua. Start out pada 90 derajat dari tripod camera. Pada handheld camera ambil gambar kepala dan pundak secara close up, lalu pindah. Atur full wide pada camera, dan set focus sekitar 4 kaki, jalan ke depan pasangan yang berdansa, tahan lensa tetap point pada mereka lalu jalan mengelilinginya dari sebelah kanan. Ambil gambar dalam lingkaran penuh, mengelilingi mereka, tetap shot bagian kepala/wajah dan pundak, maka anda akan keluar sendiri dari area lantai dansa, hampir 180 derajat dari tempat anda memulainya. Lalu, diam, gunakan slow motion cut pada shot ini. (hal ini akan membuat asumsi bahwa dansa mereka bergerak searah dengan jarum jam)
Special dance lain dan acara lain dalam resepsi. Anda akan melihat seperti poco-poco, salsa, rumba, Electric Slide, conga line, Hokey Pokey, dll.

Cutaways dan detail shots - cake, kado, decoration, rangkaian bunga, mc, pengisi acara, DJ atau band, dll. Dapatkan copy dari undangan, dan pernak-pernik lainnya seperti souvenir napkins, dll. Jika terdapat tatanan gelas yang unik, shot detailnya melalui tatanan gelas tersebut. Shot juga tumpukan piring, tatanan style makanan shot secara truck dan zoom. Shot juga meja pengantin termasuk perangkat makannya

Romantic Moments. Kalau mungkin, ambil shot pengantin dengan background sunset. Shoot dua kali, satu expose mereka dalam silhouette, dan satu lagi dengan camera light-on untuk memberikan kesan romantic orange glow.
Children: Mau mendapat respond menarik dari anak-anak?, rubah screen LCD kearah mereka sehingga mereka bisa melihat dirinya sendiri…. Photographer mungkin tidak dapat menangkap gerakan unik mereka dalam waktu lama seperti anda…. Men- shot pengantin wanita sedang bercanda dengan anak kecil bisa menjadi moment yang manis.

Saat pengantin, orang tua dan keluarga dekatnya makan.
Pengantin keluar gedung.

Pengantin masuk ke dalam mobil, mobil berjalan menjauh.
JANGAN shoot: orang yang sedang makan, kecuali ada moment istimewa. (atau bisa di edit untuk session lain)

LAKUKAN semua shot kalau bisa sebanyak tiga kali, ganti setiap angle-nya. Pertama buat shot standard, solid shot, lalu memutar atu close up, kemudian funky shot, atau creative shot… anda akan memerlukannya.

Interview pada suatu pesta pernikahan merupakan seni tersendiri. Salah satu cara adalah memberikan mike pada tamu dan minta mereka untuk memberikan beberapa kata kepada pengantin. Ada beberapa pertanyaan yang mungkin bisa anda gunakan ;

Bisa anda ceritakan bagaimana kedua pengantin bertemu?
Apa perasaan anda ketika mereka mulai pacaran?
Apa pesan anda untuk mereka?
Kira-kira bagaimana mereka 10 tahun mendatang?
Apa yang paling disukai pengantin wanita dari pengantin pria?
Atau cara lain, sebagi contoh, suruh assistant anda memberikan mike pada sekumpulan tamu dan menanyakan “siapa gadis yang paling cantik di pesta ini?”, lalu kumpulan tamu menjawab ‘nama pengantin perempuan’, tapi itu semua tergantung dari client anda apakah menginginkan video pernikahan mereka berbeda atau biasa saja.

Interview kedua pengantin sendiri-sendiri, dan berikan beberapa pertanyaan yang sama, seperti;

Bagaimana saat mereka pertama kali bertemu?
Ceritakan bagaimana hubungan anda berjalan?
Kapan anda merasa bahwa dia adalah orang yang anda cari?
Ceritakan bagaimana perasaan anda saat pertama dia dilamar?
Apa rencana anda kedepan?
Kemudian satukan komentar mereka berdua. Penjajaran dari kedua viewpoint mereka akan menjadi lucu, mengharukan atau pedas.

Saat interview, ingat camera anda harus mengambil jawaban yang lengkap. Contohnya, jika anda menanyakan ‘siapa nama anda?’ maka harus dijawab dengan lengkap seperti ‘ nama saya tami’ jangan hanya ‘ tami’. Dengan begitu, anda dapat mengedit pertanyaan anda dan direspon secara komplit oleh mereka sendiri.

Terakhir: SENYUM! TAWA! CERIA! Praktekkan beberapa kata-kata singkat yang membuat orang terlihat relax dan natural, lalu shoot mereka! Hasilnya akan jauh lebih memuaskan dibandingkan men-shoot orang yang diam kaku seperti patung
Kamera pedestal

Beberapa element penting yang memberikan efek shot yang halus pada pergerakan pedestal adalah:
1.Kondisi lantai/floor studio
2.Lens angle
3.Pergerakan dan komposisi
4.Kondisi mekanik pedestal
5.Kabel kamera
6.View finder
7.Tempat untuk bergerak
8.Fokus
9.Koordinasi antara mata,tangan dan badan

Hal Yang Harus Diperhatikan dalam shooting


Ketika kita akan memulai merekam gambar, yang umum dan selalu menjadi perhatian seorang juru kamera adalah :
a. Komposisi, merupakan susunan objek visual secara keseluruhan pada bidang gambar, agar objek menjadi pusat perhatian. Seorang juru kamera harus mempunyai rasa ( sense of art ), kreatifitas, dalam menciptakan sebuah gambar. Dengan komposisi kita juga membangun “ mood “ suatu visual dan keseimbangan objek.
Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik, diantaranya :
Sepertiga bagian ( rule of thirds ), pada aturan umum komposisi sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek menjadi focus, berada diantara salah satu dari 9 bagian tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan, dimana kita selalu menempatkan objek ditengah – tengah bidang ( Death Center )
Salah satu unsur yang digunakan untuk membangun sebuah komposisi visual adalah sudut pengambilan gambar ( angle of view ) dan juga ditentukan oleh tujuan pengambilan gambar. Jika kita ingin mendapatkan suatu moment dan menghasilkan gambar yang terbaik, kita jangan pernah takut untuk merekam gambar dari beberapa sudt pandang. Mulailah dari yang standar ( sejajar dengan objek ) sudut dari atas, bawah samping kanan atau kiri, bahkan sudut yang paling ekstrim.
Komposisi background atau foreground adalah benda – benda yang berada di belakangnya atau didepan objek inti dari suatu obyek visual. Idealnya BG dan FG ini merupakan pendukung untuk memperkuat kesan dan focus perhatian mata kepada objek intinya.
Bagi juru kamera news / dokumenter dia harus menentukan shot – shotnya sendiri. Karena juru kamera yang menentukan posisi kamera, maka dia jugalah yang menentukan sudut pengambilan gambar ( angle ) yang terbaik. Apabila membuat news feature atau film documenter tanpa persiapan, tanggung jawab seorang juru kamera akan lebih besar dalam memilah – milah peristiwa yang dihadapinya ke dalam shot demi shot dan memutuskan type dari shot dan angle yang dibutuhkan.
b. Iris / aperture, pengaturan dalam menggunakan iris / diafragma sangat perlu diperhatikan, agar mendapatkan cahaya yang terbaik seperti yang kita inginkan.
c. Filter, ada 4 pilihan filteryang umum terdapat pada kamera ENG. Antara lain :
3200 K, digunakan untuk in door yang memiliki sumber cahaya kuning ( tungsten )
5600 K + ¼ ND ( neutral density ), digunakan untuk out door yang mempunyai sumber cahaya terik ( top light )
5600 K, digunakan untuk out door dan indoor dengan sumber cahaya putih atau cahaya kebiruan ( day light )
5600 K + 1/16 ND, digunakan bila intensitas sumber cahaya sangat tinggi sekali, seperti di pantai dengan matahari terik.
d. Pencahayaan ( lighting ), proses menyinari film dengan cahaya yang datang dari luar kamera. Dalam pencahayaan, diafragma dan shutter speed sangat penting untuk diperhatikan. Menentukan kombinasi yang tepat antara diafragma dan shutter speed, akan mendapatkan hasil gambar dengan pencahayaan yang terbaik.
e. Tripod, tinggi kamera sama pentingnya dengan jarak kamera dan sudut pandang dari subjek. Juru kamera film cerita sangat hati – hati terhadap tinggi lensa, menata kaki kamera ( tripod ) dalam hubungan dengan materi subjek. Sementara juru kamera non cerita, news dan documenter, hanya menata tripod sekedar agar ia enak memandang dari alat pengintip kamera ( finder ). Mereka sama sekali tidak perduli pada tuntutan khusus dari subjek.
f. Lensa adalah alat yang terdiri dari beberapa cermin yang berfungsi mengubah benda menjadi gayangan, terbalik dan nyata. Ada beberapa jenis lensa yang umum digunakan, antara lain :
Lensa Normal, berukuran focus sepanjang 50 mm atau 55 mm. Sudut pandang lensa ini sama dengan sudut pandang mata manusia.
Lensa Lebar ( wide lens ), biasanya mempunyai lebar focus 16 - 24 mm. Lensa ini biasa digunakan untuk mengambil gambar pemandangan , atau ruangan yang sempit.
Lensa Tele adalah lensa yang mempunyai focal length ( jarak antara objek dengan lensa ) panjang. Lensa ini digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek dan dapat menghasilkan perspektif wajah yang mendekati aslinya. Lensa ini berukuran 85 mm, 135 mm, dan 200 mm.
g. Shutter / speed, dalam penggunaanya juga sangat bergantung dengan berapa ukuran iris / diafragma yang kita gunakan. Shutter speed adalah semacam tirai yang bergerak naik turun didalam lensa. Untuk mendapatkan berapa lama cahaya yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam emulsi film ( jangka waktu transmisi sinar ) kita menggunakan shutter speed yang memiliki satuan angka mulai dari B 1-2-4-8-15-30-60-125-250-500-1000-2000. Bila juru kamera menggunakan shutter speed tinggi maka gambar yang terekam akan terlihat jelas / terang, jika kita menggunakan shutter speed rendah, maka gambar yang terekam akan terlihat blur.

Ukuran Shooting



Big Close Up ( BCU )
- pengambilan gambar dari batas dagu hingga dahi



C
lose Up ( CU )
- pengambilan gambar dari batas kancing pertama hingga kepala



Medium Close Up ( MCU )
- pengambilan gambar dari batas siku hingga kepala



Medium Shot ( MS )
- pengambilan gambar dari batas pinggang/pusar hingga kepala



Knee Shot ( KS )
- pengambilan gambar dari batas lutut hingga kepala





Medium Long Shot / Full Shot ( FS )
- pengambilan gambar dari batas atas kepala hingga kaki, dengan ruang gerak objek sempit .





Extreme Close Up (ECU )
- pengambilan gambar detail pada bagian tertentu, misal : mata, bibir


Long Shot ( VLS )
- pengambilan gambar dari batas kaki hingga kepala dengan ruang obyek yang sempit




Very Long Shot ( VLS )- pengambilan gambar dari jarak jauh dengan ruang obyek yang luas

Istilah - Istilah Broadcasting

Audio Visual : Sebutan bagi perangkat yang menggunakkan unsur suara dan gambar.
Art Director : Sebutan bagi pengarah seni artistik dari sebuah produksi.
Asisten Produser : Seseorang yang membantu produser dalam menjalankan tugasnya.
Audio Mixing : Proses penyatuan dan penyelarasan suara dari berbagai macam jenis dan bentuk suara.
Angle : Sudut pengambilan gambar.
Animator : Sebutan bagi seseorang yang beprofesi sebagai pembuat animasi.
Audio Effect : Efek suara.
Atmosfir /Ambience : Suara natural dari objek gambar.
Broadcasting : Proses pengiriman sinyal ke berbagai lokasi secara bersamaan baik melalui satelit, radio, televisi, komunikasi data pada jaringan dan lain sebagainya.
Broadcaster : Sebutan bagi seseorang yang bekerja dalam industri penyiaran.
Background : Latar belakang.
Blocking : Penempatan objek yang sesuai dengan kebutuhan gambar.
Bridging scene : Adegan perantara diantara adegan – adegan lainnya.
Back Light : Penempatan lampu dasar dari sudut belakang objek.
Rundown : Penentuan gambar yang sesuai dengan naskah atau urutan acara.
Bumper In : Penanda bahwa program acara TV dimulai kembali setelah iklan komersial.
Bumper Out : Penanda bahwa program acara TV akan berhenti sejenak karena iklan komersial.
Credit Title : Urutan nama tim produksi dan pendukung acara.
Chroma Key : Sebuah metode elektronis yang melakukan penggabungan antara gambar video yang satu dengan gambar video lainnya dimana dalam prosesnya digunakan teknik Key Colour yang dapat diubah sesuai kebutuhan foreground dan background.
Cutting on Beat : Teknik pemotongan gambar berdasar tempo.
Teaser : Sebutan bagi adegan atau gambar yang akan mengundang rasa ingin tahu penonton tentang kelanjutan acara, namun harus ditunda karena ada jeda iklan komersial.
Cut : Pemotongan gambar.
Cutting : Proses pemotongan gambar.
Camera Blocking : Penempatan posisi kamera yang sesuai dengan kebutuhan gambar.
Crazy Shot : Gambar yang direkam melalui kamera yang tidak beraturan.
Compotition : Komposisi.
Continuity : Kesinambungan.
Cross Blocking : Penempatan posisi objek secara silang sesuai dengan kebutuhan gambar.
Crane : Katrol khusus untuk kamera dan penata kamera yang dapat bergerak keatas dan kebawah.
Clip On : Mikrofon khusus yang dipasang pada objek tanpa terlihat.
Casting : Proses pemilihan pemain lakon sesuai dengan karakter dan peran yang akan diberikan.
Desain Compugrafis : Rancangan grafis yang digambar melalui tekhnologi komputer.
Durasi : Waktu yang diberikan atau dijalankan.
Dissolve : Tekhnik penumpukan gambar pada editing maupun syuting multi kamera.
Depth of Field : Area dimana seluruh objek yang diterima oleh lensa dan kamera muncul dengan fokus yang tepat. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh jarak antara objek dan kamera, focal length dari lensa dan f-stop.
Dialogue : Percakapan yang muncul dalam adegan.
Dramatic Emotion : Emosi gambar secara dramatis.
Dubbing : pengisian suara / narasi .
Editing : Proses pemotongan gambar.
Ending Title : Urutan nama yang dicantumkan pada akhir movie.
Establish Sho
t : Gambar pengenalan yang natural dan wajar.
Focus : Penyelarasan gambar secara detail, tajam, dan jernih hingga mendekati objek aslinya.
Final Editing : Proses pemotongan gambar secara menyeluruh.
Floor Director : Seseorang yang bertanggung jawab membantu mengkomunikasikan keinginan sutradara, dari master kontrol ke studio produksi.
Filter Camera : Filter yang digunakan untuk kamera.
Footage : Gambar – gambar yang tersedia dan dapat digunakan.
Foreground : Latar depan.
Hunting Location : Proses pencarian dan penggunaan lokasi terbaik untuk syuting.
Headset : Digunakan untuk dapat mendengarkan suara sutradara.
Hand held : Tekhnik penggunaan kamera dengan tangan tanpa tripod.
Intercut : Gambar penghubung antar sequence satu ke yang lain.
Jumping Shot : Proses pengambilan gambar secara tidak berurutan.
Juncta Position : Kondisi dimana latar belakang menjadi satu dengan obyek dan sangat mengganggu.
Jimmy Jib : Katrol kamera otomatis yang digerakkan dengan remote.
Job Description : Deskripsi tentang jenis pekerjaan.
Jeda Komersial : Saat penayangan iklan komersial diantara acara televisi.
Job Title : Penamaan jabatan pada pekerjaan.
Kreator : Sebutan bagi seseorang yang menciptakan karya kreatif.
Lighting : Penataan cahaya.
Lighting Effect : Efek dari penataan cahaya.
Lensa Wide : Digunakan untuk memperbesar sudut pandang pengambilan gambar dari kamera.
Lensa Super Wide : Digunakan untuk sangat memperbesar sudut pandang pengambilan gambar dari kamera.
Master Control : Perangkat teknis utama penyiaran untuk mengontrol proses distribusi audio dan video dari berbagai input pada produksi untuk siaran live show maupun recorded.
Main Object : Target pada objek utama.
Monitor : Digunakan untuk memantau gambar.
Master Video : Video utama berisikan rekaman acara televisi yang siap untuk ditayangkan maupun disimpan.
Multi Camera : Sistem dari tata produksi audio visual yang syuting secara bersamaan dengan menggunakan sejumlah kamera.
Master Shot : Gambar pilihan utama dari sebuah adegan yang kemudian dijadikan referensi atau rujukan saat melakukan editing.
Noise : Gangguan pada sirkulasi signal audio maupun video yang mengganggu program acara.
News Director : Direktur pemberitaan yang bertanggung jawab atas seluruh isi pemberitaan yang disiarkan secara aktual berdasarkan fakta.
Off Line : Proses editing awal untuk memilih gambar terbaik dengan time code dari berbagai stock shot sesuai dengan kebutuhan adegan. Hasil dari gambar tersebut ditransformasikan dalam bentuk workprint dengan EDL (edit decision List).
On Line : Proses akhir editing untuk menyempurnakan, mempercantik dan memperindah gambar setelah melalui proses off line.
Opening Scene : Adegan yang dirancang khusus untuk membuka acara atau cerita. Biasanya adegan ini dikemas kreatif dan menarik untuk mendpatkan perhatian penonton.
Opening Shot : Komposisi sudut pengambilan gambar pada awal adegan atau acara yang dirancang khusus untuk menarik perhatian penonton.
OB Van : Outside Broadcasting Van, mobil khusus yang membawa perangkat tekhnis penyiaran audio dan video untuk memproduksi program diluar studio. Dapat juga digunakan untuk master control bagi siaran langsung.
Over Exposed : Kondisi dimana pencahayaan terlalu terang.
Property : Berbagai aksesori.
Program Directing : Penyutradaraan program televisi.
Programming : Tekhnik penyusunan program acara televisi yang ditayangkan secara berurutan.
Praproduksi : Berbagai kegiatan persiapan sebelum pelaksanaan produksi dimulai.
Paskaproduksi : Proses penyelesaian akhir dari produksi.Biasanya istilah ini digunakan pada proses editing.
Produser : Pimpinan produksi yang bertanggung jawab kepada seluruh kegiatan pengkoordinasian pelaksanaan praproduksi, produksi sampai paskaproduksi.
Rating : Perhitungan secara statistikal untuk mengukur tingkat popularitas program acara televisi terhadap penonton.
Rundown : Susunan isi dan alur cerita dari program acara televisi yang dibatasi oleh durasi, jeda komersial, segmentasi, dan bahasa naskah.
Run Through : Latihan akhir bagi seluruh pendukung acara televisi yang disesuaikan dengan urutan acara sesuai dalam rundown.
Reportase : Sebuah laporan perjalanan atau liputan lapangan yang digunakan untuk mendukung data – data aktual dan faktual.
Retake : Pengulangan pengambilan adegan gambar.
Shot : Ambil Gambar.
Simply Shot : Gambar yang diambil dari sudut yang mudah.
Sequence : satu rangkaian gambar yang terdiri dari berbagai angle dan ukuran shot yang menggambarkan suatu kejadian
Stand By : Komando akhir yang menunjukkan bahwa seluruh komponen produksi telah siap untuk melaksanakan syuting.
Stock Shot : Berbagai bentuk gambar yang diciptakan untuk dijadikan pilihan pada saat gambar gambar tersebut memasuki proses editing.
Suspense : Istilah yang digunakan untuk menunjukkan adegan – adegan yang menegangkan dan mengundang rasa was was bagi penonton.
Sound : Penataan suara.
Sound Effect : Efek suara yang diciptakan atau digunakan untuk mendukung suasana dari adegan.
Steady Shot : Gambar sempurna dan tidak terlalu banyak bergerak, yang dapat dinikmati dengan posisi diam.
Switcher : Istilah populer bagi perangkat tekhnis untuk memindah-mindahkan pemilihan gambar dari berbagai stock shot maupun input kamera. Alat ini digunakan untuk syuting multi kamera.
Switcherman : Seseorang yang bertugas melaksanakan proses pemindahan gambar sesuai dengan komando sutradara.
Streaming : Proses pengiriman gambar via internet.
Studio : Lokasi khusus tempat pelaksanaan kerja produksi berlangsung. Dapat untuk melaksanakan syuting (shooting studio) maupun untuk editing (post production studio).
Sound Mixer : Mixer pengendali dari berbagai input suara yang dipilah melalui sejumlah jalur (track).
Slow Motion : Pergerakkan gambar yang diperlambat sesuai dengan kebutuhan alur cerita.
Technical Director : Pengarah / Direktur tehnik.
Teleprompter : piranti didepan kamera yang membantu presenter membaca naskah.
Take : Istilah yang digunakan untuk dan pada saat pengambilan gambar berlangsung. Dapat juga digunakan sebagai catatan pada naskah.
Two Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk mengarahkan kamera kepada dua objek yang dituju.
Three Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk mengarahkan kamera kepada tiga objek yang dituju.
Theme Song : Lagu khusus yang diciptakan atau dipakai sebagai pendukungikatan emosi dari program acara kepada penonton.
Up Link : Proses Pengiriman gambar via satelit.
Under Exposed : Kondisi dimana pencahayaan kurang / lemah cenderung gelap.
VTR : Video Tape Recording.
Voice Over (VO) : Suara dari announcer atau penyiar untuk mendukung isi cerita namun tidak tampak dilayar televisi.
Vision Mixer : Sebutan lain untuk istilah populer “switcher”.
Wireless Camera : Kamera yang menggunakan transmisi signal untuk mengirimkan hasil gambar tanpa menggunakan kabel.
White Balance : Prosedur untuk mengkoreksi warna gambar dari kamera dengan mengubah sensitivitas CCD ke dalam spektrum cahaya. Umumnya prosedur ini menggunakan cahaya putih sebagai dasar.
Wardrobe : Berbagai aksesori pendukung kostum bagi peran – peran tertentu.

Belajar Shooting

Tips Kameraman

1. Diskusikan dan prediksikan hal yang tidak terduga yang akan terjadi dengan team, tentang apa yang akan kamu liput terlebih dahulu

2.Rekamlah selama 10 detik gambar kosong / color bar untuk memberi batas sehingga mempermudah pencarian gambar ketika editing

3.Periksa set up audio, jangan lebih dari 0db. hal paling mudah dilakukan ialah dengan melihat audio grafik jangan sampai merah

4.Setting atmosfer / natural sound di channel 1 dan wawancara di channel 2h

5.Merekamlah dengan selektif, jangan ada gambar mubazir ato goyang dan jangan pernah ragu2. Disiplinlah dengan star,stop dan record serta biasakan edit by kamera6.Diamlah ketika mengambil gambar karena audio membuat video menjadi tiga dimensi dan kamu membutuhkan suara suasana sekitar

7.Jika harus mengarahkan obyek, jangan mengarahkan sambil merekan. Tapi arahkan dulu bila perlu memberi contoh baru rekamlah. Agar kamu mendapat natural soundnya tanpa ada suaramu yang berisik

8.Tahan semua shoot antara 8 - 15 detik untuk mempermudah editing

9.Jangan mengulang gambar dengan obyek,komposisi dan angle yang sama.

10.Minimalis pergerakan kamera. Pergerakan kamera akan sangat indah jika dibarengi maksud dan motivasi. Contoh : panning untuk menunjukan luas bangunan

11.Mulailah dan akhirilah pergerakan kamera dengan still shoot 8 detik, untuk mempermudah editing

12.Merekamlah dalam sequence : wide shoot,medium,detail,variatif angle

13.Selalu gunakan tripod ketika merekam subyek yang diam

14.Selalu gunakan tripod ketika wawancara subyek yang sedang duduk

15.Jangan malas dekatilah obyek ketika mengambil gambar, minimalis zoom in karena gambar akan labil dan goyang

16.Jika subyek yang kamu wawancara melihat / sadar kamera, taruh dia tepat ditengah Close Up / Medium Close Up

17.Rubahlah angle dan perspektif seindah mungkin. Jangan perlakukan kamera seperti matamu

18.Jika subyek melihat reporter, eye level composition sangat bagus. Gunakan aturan "nose room" and " looking room" letakkan ujung hidungnya tepat di tengah kamera, jangan letakkan subyek di tengah dalam komposisi ini

19.Beritahu subyek supaya melihat reporter dan jangan pernah melihat kamera serta jangan membuat kontak mata selama merekam

20.Jika wawancara lebih dari satu subyek letakkan looking room yang berbeda antara satu subyek yang satu dengan yang lain

21.Sebagai gambar perkenalan ketika editing, rekamlah sequence perbincangan antara reporter dan subyek ( 5 - 8 angle )

22.Tebarlah pandangan jangan lengah waspadai setiap momen

23.Jadilah peramal dan prediksikan apa yang akan terjadi nanti

24.Untuk mendapat Depth Of Field yang sempurna, maksimalkan zoom in dan mainkan fokus

25.Buatlah sedikit efek untuk membuang kebosanan gambar. Change Focus antar satu subyek ke subyek yang lain, Efek Background menjauh / mendekat dari subyek : lakukan pergerakan track out sembari zoom in dan sebaliknya

26.Jangan ragu untuk mengambil gambar Extrem Close Up

27.Cobalah mengedit karena dengan begitu kamu akan tahu gambar apa yang mubazir dan mana yang kamu butuhkan


Senin, 08 Juli 2013

BALADUMAN DENGAN BOTOL PLASTIK BEKAS AIR MINERAL

Teknologi Meriam Bambu 'Laduman'  Anak Kota
Entah memakai istilah apa untuk menyatakan pengetahuan yang dikuasai anak dalam membuat permainan meriam bambu bernama 'laduman' yang berarti ladum + an atau dentum + an dari suara meriam bambu sudah memasuki era teknologi elektro dengan memadukan unsur metanol yaitu senyawa kimia dengan rumus CH3OH serta pemantik api elektrik. Sungguh membuat saya kagum, padahal ketika masih usia remaja hanya menggunakan potongan bambu sebagai permainan meriam dengan minyak tanah. Serunya ketika mencari bambu yang larut di sungai dan memberi lobang pada pangkalnya setelah semua sekat pada lorong bambu ditembus. Dan, ketika sore menjelang buka puasa bulan ramadhan kami berjajar di depan halaman untuk membunyikan secara serentak. Suara yang paling keras mendapat hadiah tepukan tangan meriah, sementara suara laduman yang tidak nyaring mendapat ejekan. Lantas, berbagai cara digunakan untuk membuat suara laduman terdengar menggelegar - ada yang menggunakan karbit (CaC2) dan adapula yang menggunakan garam dapur (NaCl) sehingga peperangan menjadi lebih seru dan selalu terdengar sorakan kegembiraan di sela dentuman yang membahana kampung.
Seperti yang kutemui, teknologi elektro merasuki anak kota. Meriam bambu yang bernama 'laduman' di sebagian besar komplek perumahan kota Banjarmasin telah berubah bentuk dengan memanfaatkan unsur kimia dan pemantik api elektrik - suara dentuman pun cukup keras. Fungsi bambu digantikan dengan menyambung kaleng sarden atau kaleng bola tennis dengan selotip setelah semua sekat ditembuskan. Terserah pemilik, ada yang menyambung 4 susun hingga 7 susun kaleng. Kemudian pada ujung pangkal meriam kaleng sarden ini di pasang bekas kepala botol minuman plastik untuk meletakkan pemantik api elektrik, Bahan yang digunakan tidak lagi minyak tanah melainkan spiritus sebagai unsur bahan pembakar - dan bisa diterka ketika pemantik api elektrik di tekan - maka suara menggelegar pun nyaring terdengar. Think Smart....! 
Teknologi Meriam Bambu 'Laduman'  Anak Kota
Cara kerja laduman elektrik ini sederhana saja, semprotkan spritus pada buritan meriam dengan membuka tutup botol - cukup 2 sampai 4 kali semprotan - kemudian tutup kembali dan tekan alat pemantik api - nah jangan kaget mendengar suaranya yang cukup nyaring. Mudah ya, tanpa jelaga serta tidak harus meniupkan angin pada lobang bambu seperti waktu saya memainkan laduman dari bambu. Ini juga jadi investasi bagi anak remaja lho, karena nilai produk satu set meriam bambu bernama laduman elektrik ini dihargai lima belas ribu rupiah, plus gratis 1 botol ukuran 25 ml bahan bakar spritus. Hebat khan, ekonomi kreatif anak 
Indonesia.

Written By samsuni sarman on Sabtu, 06 Juli 2013 | 09.29

SEJARAH DAN BUDAYA KOTA KANDANGAN








Kota Kandangan adalah sebuah kota di Kalimantan Selatan yang di belah oleh sebuah sungai panjang yang bernama Amandit, kota yang juga di kenal dengan kota sejarah atau kota perjuangan.
Di Kota Kandangan menyimpan berbagai keunikan. Orang-orang/ Masyarakat Kota Kandangan begitu ramah dan mereka juga masih memegang  adat istiadat dan norma-norma yang berlaku di masyarakat, namun sering kali orang-orang atau masyarakat kandangan sering di identikan dengan orang-orang yang  brutal dan suka berkelahi, namun sebenarnya tidak semuanya demikian.


Kota Kandangan yang juga di kenal dengan Kota Dodol dan Ketupat ini banyak menyimpan keunikan, Kebudayaan bahkan menyimpan cerita sejarah besar tentang  Kalimantan Selatan.
Masyarakat Kota Kandangan yang identik suka berkelahi tidak lah lepas dari kisah histori kota tersebut. Di kota kandangan lah lahir para pejuang-pejuang tangguh yang melawan para penjajah kolonial belanda dengan hebat, salah satunya Panglima Besar Divisi IV ALRI Kalimantan Selatan Brigjend.H.Hassan Bassry atau juga di kenal sebagai Bapak Gerilya Kalimantan.



Di kota Kandangan yang di latar belakangi kota kolonial Belanda inilah terjadi pertempuran dan perlawanan hebat para pejuang dan rakyat kota Kandangan, di suatu desa sekitar 3 km dari arah utara Pasar kandangan yang bernama desa “Karang Djawa” adalah saksi bisu tangguhnya para pejuang-pejuang dan rakyat Kandangan dalam menumpas penjajah Kolonial Belanda, Di desa itu lah Bapak Brigjend. H. Hassan Bassry dan para rakyat Kandangan melakukan perlawanan secera terang-terangan maupun secara gerilya.


Masyarakat kota Kandangan atau Hulu Sungai Selatan adalah orang yang ramah tamah dan sopan mereka juga tetap memegang Adat Istiadat dan Norma-norma yang berlaku baik itu laki-laki terlebih perempuan, mereka juga di besarkan di lingkungan yang masih kental akan religius Islami.
Di kota Kandangan atau Hulu Sungai Selatan ini tak hanya kaya akan ke indahan Alamnya namun memang juga kaya akan budaya dan keseniannya. Di kota kandangan juga memiliki sejenis opera yang hampir mirip dengan kesenian wayang oarang di tanah jawa kesenian opera itu bernama “Bamanda”,. Namun kini acara bamanda memang sangat langka dan sulit di temui, namun dulu acara bamanda ini sangat di sukai oleh masyarakat kandangan terlebih di jaman kolonial Belanda.

Di Kandangan juga ada kesenian seperti tari topeng atau Bamadihin seperti kebudayaan suku Melayu Banjar pada Umumnya, di kandangan juga mengenal berbagai permainan-permainan seperti bagasing dll, permainan seperti bagasing kini memang kini sulit di temui di kota Kandangan. Karna tergerus arus teknologi dan permainan canggih lainnya

Orang Kandangan juga memiliki seni Beladiri yang khas yang di sebut “bakuntau”, bakuntau sendiri adalah sebuah beladiri yang beberapa gerakan hampir mirip dengan silat namun ada beberapa gerakan juga yang khas, kesenian beladiri bakuntau kebiasaannya juga dapat di temui dalam acara perkawinan mereka menunjukan kemampuan beladiri mereka, dan pertunjukan ekstrim seperti debus, namun kini mungkin sudah jarang di temui.

Umum nya para pendekar kuntau memiliki sejenis ilmu kanuragan mereka kebal akan senjata tajam dsb.
Umumnya kebudayaan yang bersifat magis di kandangan lebih banyak bersifat perlindungan diri atau Kedigdyaan, hal itu karna berhubungan dengan sejarah kota Kandangan tersebut sebagai kota perjuangaan, bahkan hampir semua pejuang menggukan hal seperti itu untuk melindungi dirinya dari serangan musuh, bahkan ada sebagian kebiasaan masyarakat kandangan mengharuskan setiap pemuda yang ingin merantau, bekerja atau menuntut ilmu harus di sangui/di isi’e dengan sesuatu yang bersifat magis untuk melindungi dirinya.

Kebudayaan yang bersifat mistik juga juga ada pada upacara kebudayaan di kota itu seperti di desa bangkau dan sekitarnya masyarakat bangkau dan sekitarnya yang hidup di pinggiran danau dan rawa mereka percaya melaksaanakan upacara manyanggar danau agar mereka di jaga dan tidak di ganggu oleh makhluk gaib penunggu danau dan mendapat ikan yang lebih banyak karna hampir semua masyarakat desa bangkau berfrofesi sebagai nelayan ikan,
Upacara Adat Dayak seperti Aruh ganal juga dapat di temui di Kandangan tepatnya masyarakat dayak kaki Gunung meratus di Loksado yang di sebut dayak meratus.
Sekian tentang Kota kandangan yang tercinta…


Ramadhan 2013, Awal Berbeda Akhir Bersama

Ilustrasi: Peneropongan hilal di Bosscha. | KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO














Oleh  
M Zaid Wahyudi

JAKARTA, KOMPAS.com
- Pekan depan, Ramadhan 1434 Hijriah tiba. Umat Islam Indonesia diperkirakan akan mengawali Ramadhan pada hari yang berbeda, yaitu Selasa (9/7/2013) dan Rabu (10/7/2013). Namun, kemungkinan besar mereka akan mengakhiri puasa dan merayakan Idul Fitri secara bersama-sama pada Kamis, 8 Agustus.

Kondisi itu sama seperti Ramadhan tahun lalu. Perbedaan muncul sebagai akibat penggunaan kriteria awal bulan dalam kalender Hijriah yang berbeda, yaitu terbentuknya hilal (wujudul hilal) dan terlihatnya hilal (rukyatul hilal). Perbedaan bukan sekadar akibat penggunaan metode perhitungan (hisab) atau melihat (rukyat) hilal semata.

”Beda kriteria ini bersumber dari perbedaan tafsir atas dalil agama yang digunakan,” kata dosen Astronomi Institut Teknologi Bandung yang juga anggota Badan Hisab Rukyat Pusat, Moedji Raharto, Rabu (3/7/2013).

Kelompok yang mengawali Ramadhan pada Selasa menggunakan kriteria terbentuknya hilal atau bulan sabit tipis pertama. Kriteria ini digunakan berdasar perhitungan, tanpa mensyaratkan hilal tersebut bisa dilihat atau dibuktikan keberadaannya.

Adapun kelompok yang memulai Ramadhan pada Rabu, memakai kriteria terlihatnya hilal, tidak cukup asal terbentuknya hilal. Pengamatan hilal dengan mata atau teleskop dilakukan untuk membuktikan keberadaan hilal berdasar perhitungan yang dilakukan sebelumnya.

Perbedaan kriteria itu, kata Moedji, membuat sama atau berbedanya awal bulan Hijriah sangat bergantung pada posisi Bulan. Posisi Bulan setiap menjelang awal bulan Hijriah bersifat dinamis, tidak selalu sama.

Jika kesegarisan Matahari-Bulan-Bumi yang juga disebut konjungsi (ijtimak) terjadi menjelang terbenamnya Matahari, biasanya kedua kelompok pengguna kriteria awal bulan yang berbeda itu akan mengawali awal bulan Hijriah dengan berbeda.

Kondisi itulah yang terjadi pada Ramadhan kali ini. Konjungsi yang menandai siklus bulan baru terjadi pada Senin (8/7/2013), sekitar 3 jam sebelum Matahari terbenam untuk wilayah barat daya Indonesia. Artinya, saat Matahari terbenam, hilal sudah terbentuk tetapi akan sulit diamati karena dianggap Bulan ”belum cukup umur”.

Berdasar pengalaman observasi hilal selama ini, belum cukupnya umur Bulan membuat posisi hilal terlalu dekat Matahari. Ketinggiannya dari horizon juga terlalu rendah dan ketebalan hilal sangat tipis. Semua kondisi itu membuat hilal sulit diamati.

Dosen Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang juga anggota Tim Pengamat Hilal UPI, Judhistira Aria Utama, mengatakan, selama kondisi atmosfer bersih, cuaca mendukung dan menggunakan teleskop dengan perbesaran tertentu, tetap ada peluang hilal teramati.

Namun, agar kesaksian melihat hilal dalam kondisi Bulan belum cukup umur tersebut dapat diterima, kesaksian itu harus didukung bukti autentik yang tepercaya.

”Selama ini, laporan melihat hilal dalam umur Bulan yang sangat muda hanya berupa laporan pandangan mata, tidak ada bukti citra atau foto yang mendukung sehingga kesahihannya diragukan,” katanya.

Potensi salah melihat obyek yang dianggap hilal, padahal bukan hilal, juga sangat mungkin terjadi. Jika tidak cermat dan kurang terampil, pengamat bisa menyangka planet atau awan terang sebagai hilal.

Kedua kelompok dengan kriteria awal bulan berbeda itu kemungkinan besar akan mengakhiri Ramadhan atau merayakan Lebaran bersama-sama. Idul Fitri 1 Syawal 1434 diperkirakan jatuh pada Kamis, 8 Agustus 2013.

Konjungsi awal Syawal terjadi pada Rabu (7/8/2013) sekitar pukul 4 pagi. Akibatnya, saat Matahari terbenam, hilal tidak hanya sudah terbentuk, tetapi sudah ”cukup umur”. Saat Matahari terbenam, Bulan sudah berumur lebih dari 13 jam sehingga ketinggiannya dari horizon dan jaraknya terhadap Matahari sudah memungkinkan untuk dilihat.

Global

Perbedaan penentuan awal Ramadhan dan Syawal ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Data Proyek Pengamatan Hilal Global (Islamic Crescent Observation Project/ICOP) yang berisi laporan pengamatan hilal di seluruh dunia menyebut 1 Ramadhan di Turki dan Amerika Serikat jatuh pada Selasa (9/7/2013). Adapun di Oman, Ramadhan dimulai pada Rabu (10/7/2013).

Dalam kalender Ummul Qura Pemerintah Arab Saudi, berdasarkan data hisab, 1 Ramadhan diperkirakan jatuh pada Selasa. Namun, ini masih menunggu kepastian dari hasil rukyat. Penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah di Arab Saudi dilakukan dengan melihat hilal. Namun, untuk sembilan bulan lain menggunakan kriteria terbentuknya hilal.

Ketentuan Ramadhan di Arab Saudi tidak bisa serta-merta diterapkan di Indonesia. Posisi hilal berbeda-beda di tiap tempat.

Cara serupa juga dilakukan di Indonesia. Melihat hilal hanya dilakukan untuk tiga bulan yang terkait ibadah wajib. Namun untuk bulan-bulan lain, digunakan kriteria Majelis Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) sebagai batas minimal hilal bisa dilihat dengan mata telanjang.

Penyatuan

Upaya penyatuan kriteria awal bulan Hijriah itu sudah lama dilakukan pemerintah. Namun, hingga kini belum ada kesepakatan yang dicapai. Langkah nyata diperlukan agar umat segera mendapat kepastian penanggalan.

Untuk menyatukan kriteria awal bulan, butuh pemahaman yang sama tentang dalil agama yang melandasinya. Setelah itu, dibutuhkan komitmen kuat untuk membangun sistem kalender yang bisa diterima secara global dan berbasis pada data ilmu pengetahuan yang kuat.

Sembari mendorong penyatuan kriteria awal bulan Hijriah, para astronom dalam lingkup nasional dan internasional terus bekerja mengajukan bukti-bukti autentik tentang citra pengamatan hilal. Bukti yang diperoleh diharapkan mampu memperbarui teknik perhitungan bulan yang dilakukan.

”Hisab dan rukyat harus saling mendukung, tidak perlu menghilangkan salah satunya,” kata Moedji.

Perhitungan yang baik akan mendukung proses pengamatan. Sebaliknya, hasil pengamatan yang baik akan memperbaiki presisi perhitungan.

Dari pengalaman tahun lalu, perbedaan dalam mengawali Ramadhan tidak akan menimbulkan gesekan sebesar jika perbedaan terjadi saat mengakhiri Ramadhan, seperti pada Idul Fitri tahun 2011. Namun, itu tak dapat dijadikan alasan untuk menunda penyatuan awal bulan Hijriah segera. Setidaknya, potensi beda masih akan terjadi dalam penentuan awal Ramadhan dan Idul Adha tahun 2014.

Editor : Yunanto Wiji Utomo

Rabu, 03 Juli 2013

Kabupaten Hulu Sungai Selatan


Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah salah satu kabupaten di Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibukota sekaligus pusat pemerintahan terletak di Kandangan. Hulu Sungai Selatan memiliki luas sekitar 1.703 km² dan berpenduduk sekitar 212.485 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010).

Letak

Secara geologis daerah ini terdiri dari pegunungan yang memanjang dari arah timur ke selatan, namun dari arah barat ke utara merupakan dataran rendah alluvial yang kadang-kadang berawa-rawa. Kondisi topografi ini menyebabkan udara di wilayah ini terasa dingin agak lembap dengan curah hujan pada tahun 2002 sebanyak 2.124 mm.
Dari arah utara melingkar ke arah barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan di aliri oleh Sungai Amandit bermuara ke Sungai Negara (anak sungai Barito) yang berfungsi sebagai sarana prasarana perhubungan dalam kabupaten dan ke kabupaten lainnya. Sungai Amandit mempunyai dua cabang sungai, yaitu Sungai Bangkan dan Sungai Kalumpang.

Batas Wilayah

Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Hulu Sungai Utara
Selatan Kabupaten Tapin dan Kabupaten Banjar
Barat Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin
Timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Kotabaru

Administrasi

Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan terbagi atas 11 kecamatan, 4 kelurahan dan 114 desa. 11 kecamatan tersebut adalah:
Peta Hulu Sungai Selatan per kecamatan (angka).svg
  1. Daha Utara
  2. Daha Barat
  3. Daha Selatan
  4. Kalumpang
  5. Simpur
  6. Kandangan
  7. Angkinang
  8. Telaga Langsat
  9. Sungai Raya
  10. Padang Batung
  11. Loksado

Sejarah


Gerbang selamat datang di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Kantor bupati Hulu Sungai Selatan.

Bundaran dan Monumen Ketupat di Hamalau.

Rumah Adat Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Masa Penjajahan Belanda

Menurut Staatblaad tahun 1898 no. 178 Afdeeling Kendangan dengan ibukota Kendangan terdiri dari :[2]
  1. Onderafdeeling Amandit en Negara terdiri atas :
    1. Distrik Amandit
    2. Distrik Negara
  2. Onderafdeeling Benua Ampat en Margasari terdiri atas :
    1. Distrik Benua Empat
    2. Distrik Margasari
  3. Onderafdeeling Batang Alai en Labooan Amas terdiri atas :
    1. Distrik Batang Alai
    2. Distrik Labuan Amas
Pada masa Penjajahan Belanda, Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah bagian dari Afdeling Van Hoeloe Soengai yang berkedudukan di Kandangan. Afdeling Van Hoeloe Soengai terdiri dari (lima) onder afdeling, yaitu:
  • Onder Afdeling Tanjung
  • Onder Afdeling Amoentai
  • Onder Afdeling Barabai
  • Onder Afdeling Kandangan
  • Onder Afdeling Rantau

Masa Penjajahan Jepang

Pada masa penjajahan Jepang pembagian wilayah ini dipertahankan seperti pada masa penjajahan Belanda, hanya namanya yang diganti menjadi Hoeloe Soengai Ken Riken.

Masa Kemerdekaan

  1. Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 29 Juni 1950 Nomor C/17/15/3 wilayah Kalimantan dibagi menjadi 6 Kabupaten Administratif dan 3 Swapraja. Salah satunya Afdeling Van Hoeloe Soengai dibentuk menjadi Kabupaten Hulu Sungai dangan ibukota Kandangan.
  2. Berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan tanggal 14 Agustus 1950 Nomor 186/OPB/92/14 yang menetapkan peraturan sementara tentang pembagian daerah-daerah otonom Kabupaten dan daerah-daerah otonom setingkat Kabupaten, Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang semula bersifat administratif menjadi Kabupaten Otonom.
  3. Pada tanggal 2 Desember 1950, Gubernur Kalimantan melantik Syarkawi sebagai pejabat pertama Bupati Hulu Sungai. Selanjutnya dibentuk pula Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Sementara (DPRDS) yang berjumlah 36 orang, diketuai Djantera dan wakilnya Basuni Taufik.

Penduduk

Suku Bangsa

Suku asli adalah suku Banjar yang terdapat di seluruh kecamatan dan suku Dayak Bukit yang terdapat di kecamatan Loksado.
Suku bangsa di kabupaten ini antara lain:[3]
  1. Suku Banjar: 188.672 jiwa
  2. Suku Jawa: 2.309 jiwa
  3. Suku Bugis: 68 jiwa
  4. Suku Madura: 308 jiwa
  5. Suku Dayak Bukit: 3.778 jiwa
  6. Suku Mandar: 2 jiwa
  7. Suku Bakumpai: 3 jiwa
  8. Suku Sunda: 147 jiwa
  9. Suku lainnya: 390 jiwa

Perkembangan

Perkembangan penduduk di Kabupaten Hulu Sungai Selatan menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pada tahun 1980 jumlah penduduk sebanyak 175.670 jiwa yang tersebar di 8 kecamatan, karena saat itu Kecamatan Loksado dan Kecamatan Kalumpang masih belum terbentuk dan saat ini penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan hasil registrasi penduduk pertengahan tahun 2003 menjadi 199.161 jiwa atau terjadi penambahan penduduk sebanyak 23.491 orang atau bertambah sebesar 13.37% dalam kurun waktu 23 tahun.
Perkembangan penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun 1980–2003 menurut kecamatan adalah sebagai berikut:[4]
Kecamatan 1980 1990 2000 Juli 2003
Padang Batung 21.032 16.099 16.961 17.417
Loksado n/a 6.626 7.288 7.601
Telaga Langsat 8.432 8.244 8.188 8.477
Angkinang 14.189 15.273 15.693 16.564
Kandangan 37.754 39.761 41.127 41.618
Sungai Raya 15.138 14.304 14.724 15.255
Simpur 21.583 13.478 13.095 13.258
Kalumpang n/a 6.622 6.036 6.163
Daha Selatan 32.729 38.220 44.088 44.491
Daha Utara 24.543 26.276 28.481 28.317
JUMLAH 175.670 184.903 195.681 199.161

Laju Pertumbuhan

Pertumbuhan penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan cukup rendah, hanya berkisar 0.57%. Angka ini memberikan maksan bahwa penyebab utama dari lambannya pertumbuhan ini bukan disebabkan oleh faktor fertilitas (kelahiran), namun lebih mungkin disebabkan oleh faktor ekonomi dan migrasi keluar karena penduduk mencoba mencari kesempatan kerja yang lebih besar di luar daerah. Hal ini didukung oleh fakta lain bahwa secara sosiologis memang terdapat kecenderungan penduduk Hulu Sungai Selatan meninggalkan daerah asal menuju daerah-daerah yang memberikan konstribusi bagi perbaikan ekonomi mereka seperti ke ibukota provinsi atau kabupaten tetangga.
Berikut ini adalah tabel laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yaitu:[4]
Tahun Sensus Jumlah Tingkat Pertumbuhan
1971 165.485 n/a
1980 175.670 0,60
1990 184.903 0,51
2000 195.681 0,57
Gambaran tersebut pada sisi lain dapat menjelaskan langkah kebijaksanaan apa yang semestinya diambil dalam menyusun perencanaan pembangunan yang berorentasi keadilan dan pemerataan pembangunan.

Kenampakan alam

Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah sebagai berikut:[5]
Sumber :Wikipedia