Senin, 08 Juli 2013

SEJARAH DAN BUDAYA KOTA KANDANGAN








Kota Kandangan adalah sebuah kota di Kalimantan Selatan yang di belah oleh sebuah sungai panjang yang bernama Amandit, kota yang juga di kenal dengan kota sejarah atau kota perjuangan.
Di Kota Kandangan menyimpan berbagai keunikan. Orang-orang/ Masyarakat Kota Kandangan begitu ramah dan mereka juga masih memegang  adat istiadat dan norma-norma yang berlaku di masyarakat, namun sering kali orang-orang atau masyarakat kandangan sering di identikan dengan orang-orang yang  brutal dan suka berkelahi, namun sebenarnya tidak semuanya demikian.


Kota Kandangan yang juga di kenal dengan Kota Dodol dan Ketupat ini banyak menyimpan keunikan, Kebudayaan bahkan menyimpan cerita sejarah besar tentang  Kalimantan Selatan.
Masyarakat Kota Kandangan yang identik suka berkelahi tidak lah lepas dari kisah histori kota tersebut. Di kota kandangan lah lahir para pejuang-pejuang tangguh yang melawan para penjajah kolonial belanda dengan hebat, salah satunya Panglima Besar Divisi IV ALRI Kalimantan Selatan Brigjend.H.Hassan Bassry atau juga di kenal sebagai Bapak Gerilya Kalimantan.



Di kota Kandangan yang di latar belakangi kota kolonial Belanda inilah terjadi pertempuran dan perlawanan hebat para pejuang dan rakyat kota Kandangan, di suatu desa sekitar 3 km dari arah utara Pasar kandangan yang bernama desa “Karang Djawa” adalah saksi bisu tangguhnya para pejuang-pejuang dan rakyat Kandangan dalam menumpas penjajah Kolonial Belanda, Di desa itu lah Bapak Brigjend. H. Hassan Bassry dan para rakyat Kandangan melakukan perlawanan secera terang-terangan maupun secara gerilya.


Masyarakat kota Kandangan atau Hulu Sungai Selatan adalah orang yang ramah tamah dan sopan mereka juga tetap memegang Adat Istiadat dan Norma-norma yang berlaku baik itu laki-laki terlebih perempuan, mereka juga di besarkan di lingkungan yang masih kental akan religius Islami.
Di kota Kandangan atau Hulu Sungai Selatan ini tak hanya kaya akan ke indahan Alamnya namun memang juga kaya akan budaya dan keseniannya. Di kota kandangan juga memiliki sejenis opera yang hampir mirip dengan kesenian wayang oarang di tanah jawa kesenian opera itu bernama “Bamanda”,. Namun kini acara bamanda memang sangat langka dan sulit di temui, namun dulu acara bamanda ini sangat di sukai oleh masyarakat kandangan terlebih di jaman kolonial Belanda.

Di Kandangan juga ada kesenian seperti tari topeng atau Bamadihin seperti kebudayaan suku Melayu Banjar pada Umumnya, di kandangan juga mengenal berbagai permainan-permainan seperti bagasing dll, permainan seperti bagasing kini memang kini sulit di temui di kota Kandangan. Karna tergerus arus teknologi dan permainan canggih lainnya

Orang Kandangan juga memiliki seni Beladiri yang khas yang di sebut “bakuntau”, bakuntau sendiri adalah sebuah beladiri yang beberapa gerakan hampir mirip dengan silat namun ada beberapa gerakan juga yang khas, kesenian beladiri bakuntau kebiasaannya juga dapat di temui dalam acara perkawinan mereka menunjukan kemampuan beladiri mereka, dan pertunjukan ekstrim seperti debus, namun kini mungkin sudah jarang di temui.

Umum nya para pendekar kuntau memiliki sejenis ilmu kanuragan mereka kebal akan senjata tajam dsb.
Umumnya kebudayaan yang bersifat magis di kandangan lebih banyak bersifat perlindungan diri atau Kedigdyaan, hal itu karna berhubungan dengan sejarah kota Kandangan tersebut sebagai kota perjuangaan, bahkan hampir semua pejuang menggukan hal seperti itu untuk melindungi dirinya dari serangan musuh, bahkan ada sebagian kebiasaan masyarakat kandangan mengharuskan setiap pemuda yang ingin merantau, bekerja atau menuntut ilmu harus di sangui/di isi’e dengan sesuatu yang bersifat magis untuk melindungi dirinya.

Kebudayaan yang bersifat mistik juga juga ada pada upacara kebudayaan di kota itu seperti di desa bangkau dan sekitarnya masyarakat bangkau dan sekitarnya yang hidup di pinggiran danau dan rawa mereka percaya melaksaanakan upacara manyanggar danau agar mereka di jaga dan tidak di ganggu oleh makhluk gaib penunggu danau dan mendapat ikan yang lebih banyak karna hampir semua masyarakat desa bangkau berfrofesi sebagai nelayan ikan,
Upacara Adat Dayak seperti Aruh ganal juga dapat di temui di Kandangan tepatnya masyarakat dayak kaki Gunung meratus di Loksado yang di sebut dayak meratus.
Sekian tentang Kota kandangan yang tercinta…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar