Ketika kita akan memulai merekam gambar, yang umum dan selalu menjadi perhatian seorang juru kamera adalah :
a. Komposisi,
merupakan susunan objek visual secara keseluruhan pada bidang gambar,
agar objek menjadi pusat perhatian. Seorang juru kamera harus mempunyai
rasa ( sense of art ), kreatifitas, dalam menciptakan sebuah gambar.
Dengan komposisi kita juga membangun “ mood “ suatu visual dan
keseimbangan objek.
Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik, diantaranya :
Sepertiga
bagian ( rule of thirds ), pada aturan umum komposisi sebenarnya dibagi
menjadi 9 bagian sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita
menempatkan objek menjadi focus, berada diantara salah satu dari 9 bagian
tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan, dimana
kita selalu menempatkan objek ditengah – tengah bidang ( Death Center )
Salah satu unsur yang digunakan untuk membangun sebuah komposisi visual adalah sudut pengambilan gambar ( angle of view )
dan juga ditentukan oleh tujuan pengambilan gambar. Jika kita ingin
mendapatkan suatu moment dan menghasilkan gambar yang terbaik, kita
jangan pernah takut untuk merekam gambar dari beberapa sudt pandang.
Mulailah dari yang standar ( sejajar dengan objek ) sudut dari atas,
bawah samping kanan atau kiri, bahkan sudut yang paling ekstrim.
Komposisi background atau foreground adalah benda – benda yang berada di belakangnya atau didepan objek inti dari suatu obyek visual. Idealnya BG dan FG ini merupakan pendukung untuk memperkuat kesan dan focus perhatian mata kepada objek intinya.
Bagi
juru kamera news / dokumenter dia harus menentukan shot – shotnya
sendiri. Karena juru kamera yang menentukan posisi kamera, maka dia
jugalah yang menentukan sudut pengambilan gambar ( angle ) yang terbaik.
Apabila membuat news feature atau film documenter tanpa persiapan,
tanggung jawab seorang juru kamera akan lebih besar dalam memilah –
milah peristiwa yang dihadapinya ke dalam shot demi shot dan memutuskan
type dari shot dan angle yang dibutuhkan.
b. Iris / aperture,
pengaturan dalam menggunakan iris / diafragma sangat perlu
diperhatikan, agar mendapatkan cahaya yang terbaik seperti yang kita
inginkan.
c. Filter, ada 4 pilihan filteryang umum terdapat pada kamera ENG. Antara lain :
3200 K, digunakan untuk in door yang memiliki sumber cahaya kuning ( tungsten )
5600 K + ¼ ND ( neutral density ), digunakan untuk out door yang mempunyai sumber cahaya terik ( top light )
5600 K, digunakan untuk out door dan indoor dengan sumber cahaya putih atau cahaya kebiruan ( day light )
5600 K + 1/16 ND, digunakan bila intensitas sumber cahaya sangat tinggi sekali, seperti di pantai dengan matahari terik.
d. Pencahayaan ( lighting ),
proses menyinari film dengan cahaya yang datang dari luar kamera. Dalam
pencahayaan, diafragma dan shutter speed sangat penting untuk
diperhatikan. Menentukan kombinasi yang tepat antara diafragma dan
shutter speed, akan mendapatkan hasil gambar dengan pencahayaan yang
terbaik.
e. Tripod,
tinggi kamera sama pentingnya dengan jarak kamera dan sudut pandang
dari subjek. Juru kamera film cerita sangat hati – hati terhadap tinggi
lensa, menata kaki kamera ( tripod ) dalam hubungan dengan materi
subjek. Sementara juru kamera non cerita, news dan documenter, hanya
menata tripod sekedar agar ia enak memandang dari alat pengintip kamera (
finder ). Mereka sama sekali tidak perduli pada tuntutan khusus dari
subjek.
f. Lensa adalah alat yang terdiri dari beberapa cermin yang berfungsi mengubah benda menjadi gayangan, terbalik dan nyata. Ada beberapa jenis lensa yang umum digunakan, antara lain :
Lensa Normal, berukuran focus sepanjang 50 mm atau 55 mm. Sudut pandang lensa ini sama dengan sudut pandang mata manusia.
Lensa Lebar ( wide lens ),
biasanya mempunyai lebar focus 16 - 24 mm. Lensa ini biasa digunakan
untuk mengambil gambar pemandangan , atau ruangan yang sempit.
Lensa Tele
adalah lensa yang mempunyai focal length ( jarak antara objek dengan
lensa ) panjang. Lensa ini digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang
pendek dan dapat menghasilkan perspektif wajah yang mendekati aslinya.
Lensa ini berukuran 85 mm, 135 mm, dan 200 mm.
g. Shutter / speed,
dalam penggunaanya juga sangat bergantung dengan berapa ukuran iris /
diafragma yang kita gunakan. Shutter speed adalah semacam tirai yang
bergerak naik turun didalam lensa. Untuk mendapatkan berapa lama cahaya
yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam emulsi film ( jangka waktu
transmisi sinar ) kita menggunakan shutter speed yang memiliki satuan
angka mulai dari B 1-2-4-8-15-30-60-125-250-500-1000-2000. Bila juru
kamera menggunakan shutter speed tinggi maka gambar yang terekam akan
terlihat jelas / terang, jika kita menggunakan shutter speed rendah,
maka gambar yang terekam akan terlihat blur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar